Infertilitas, Teknologi Reproduksi Berbantu, dan Penggunaan Kecerdasan Buatan: Suatu Tinjauan Etika Kedokteran
Main Article Content
Abstract
Infertilitas merupakan masalah kesehatan global yang
berdampak signifikan pada aspek psikologis, sosial, dan kesehatan
pasangan. Teknologi reproduksi berbantu (TRB), termasuk in vitro
fertilization (IVF), menjadi salah satu solusi utama untuk mengatasi
infertilitas. Inovasi teknologi dengan kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI) dapat meningkatkan keberhasilan TRB dalam hal
mempercepat diagnosis, analisis kualitas embrio, serta memperbaiki
proses laboratorium secara keseluruhan. Penggunaan AI juga
bermanfaat dalam pengambilan keputusan berbasis data pasien,
meningkatkan efisiensi terapi, dan minimalisasi bias manusia. Meski
demikian, penerapan TRB dan AI memunculkan dilema etika, hukum,
norma agama, dan sosial. Pemanfaatan AI berpotensi menambah
dimensi baru dalam dilema etik, terutama terkait privasi data, keamanan,
dan pengambilan keputusan yang transparan. Untuk mengatasi masalah
ini, diperlukan regulasi yang jelas, pendidikan kesehatan reproduksi,
dan promosi gaya hidup sehat guna mencegah infertilitas. Kolaborasi
multisektor diperlukan untuk memastikan implementasi TRB dan AI
dilakukan secara bertanggung jawab, sesuai norma masyarakat, dan
sejalan dengan prinsip etik kedokteran.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.