Dokter dalam Demonstrasi: Dilema Etis, Batas Kewajiban, dan Tantangan di Indonesia
Main Article Content
Abstract
Demonstrasi merupakan bagian esensial demokrasi, namun di Indonesia kerap diperlakukan sebagai ancaman keamanan, sehingga tenaga medis berada dalam posisi rentan ketika netralitasnya diabaikan melalui penghalangan, kriminalisasi, dan kekerasan. Artikel ini menelaah dilema etis yang dihadapi dokter dan tenaga kesehatan dalam situasi tersebut, mencakup kewajiban menolong tanpa diskriminasi, batas kewajiban karena faktor keselamatan dan keterbatasan sumber daya, serta penolakan hati nurani yang tidak dapat dibenarkan jika didasarkan pada identitas pasien. Lebih lanjut, artikel membahas ketegangan antara kerahasiaan medis dan tuntutan aparat untuk membuka data pasien sebagai bentuk loyalitas ganda yang mengancam kepercayaan publik. Dengan menautkan perspektif bioetika global, hukum nasional, dan realitas politik Indonesia, diajukan konsep “netralitas protektif” di mana tenaga medis tidak hanya imparsial tetapi juga aktif melindungi martabat manusia, kerahasiaan pasien, dan akses kemanusiaan. Perlindungan
netralitas medis dalam demonstrasi di Indonesia karenanya bukan sekadar isu kesehatan, melainkan ukuran kualitas demokrasi yang
menuntut integritas personal, perlindungan hukum eksplisit, solidaritas institusional, dan advokasi publik.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.